Kisah Pencarian 2,4-dinitrofenilhidrazin
SKRIPSI…..ketika mendengar kata itu banyak mahasiswa seketika lemah, lesu, pingin muntah, diare dan kepala serasa cenat-cenut persis kayak lagunya Smash Band. Padahal kalo dipikir-pikir lagi apa dosanya yah skripsi??
Dalam menjalai tugas akhir sebenarnya ada banyak kisah seru yang tentunya akan sangat sulit untuk terlupakan, salah satunya yaitu pada saat pencarian bahan untuk penelitian. Selain memikirkan biaya yang mahal karena harus beli dalam jumlah besar terkadang kita juga bingung karena bahan yang akan digunakan hanya ada di luar Negara Indonesia tercinta sehingga memerlukan banyak waktu untuk menunggu kedatangan bahan tersebut. Terkadang saya bertanya dan bermimpi “kapan yah Indonesia bisa menghasilkan bahan baku sendiri tanpa harus impor, impor, dan impor” ataukah ini memang saatnya untuk generasi kita yang masih muda2 untuk tergerak memikirkan dan bertindak…..Aaaaagrrrh sudahlah pusing deh kalo mikirin itu, belajar kimia aja masih puyeng….
Bermimpi memang suatu hal yang menyenangkan karena bermimpi itu saat ini masih gratis, selain itu saya juga percaya kalo bermimpi dapat memberikan kekuatan yang sangat besar untuk pencapaian tujuan kita, seperti dalam lagunya Celline dion “THE POWER OF THE DREAM”. Karena itu saya jadi bermimpi lagi “ Kapan yah di Indonesia khususnya Bandung ada yang jual bahan2 kimia ECERAN ” jadi mahasiswa bisa ngecer and nawar.. khan asyik tuh jadi serasa di pasar.
Well, saya akan menceritakan kisahku hari ini dalam mencari salah satu bahan untuk penelitian tugas akhirku. 2,4-dinitrofenilhidrazin, dalam penelitian saya akan menggunakan bahan tersebut untuk menganalisis kadar vitamin C dalam jus. Sayangnya bahan tersebut sangat jarang tersedia, untuk membelinya saya harus menanti selama kurang lebih 2 sampe 3 bulan. Padahal 3 bulan kedepan saya sudah harus menyelesaikan penelitian. Saya sudah mencoba untuk mencari dibeberapa toko kimia seperti Bratachem, Brataco, Inti kimia, pa didin (seorang salesman yang saya tidak tau darimana, tapi beliau akhir2 ini sangat populer di Farmasi Unisba) tetapi dari semuanya mengatakan kalo 2,4-dinitrofenilhidrazin tidak tersedia (Aaah OMG) sehingga pada akhirnya saya mencoba mencari salah satu perguruan tinggi di Bandung. Dag dig dug rasanya ketika saya akan mengecek stock bahan tersebut di Gudang Farmasi perguruan tinggi tersebut, dari tempat parkir sampai gudang tak henti2nya saya berdoa. Ketika sampai di Gedung Farmasi dan menemui penanggung jawab gudang yang sedikit pendiam dan baik hati, sangat lega rasanya ketika beliau mengatakan “Iya stock bahannya ada cukup banyak”. Tanpa pikir panjang saya langsung meminta untuk dapat membeli bahan tersebut, tetapi ternyata tidak begitu aja saya dapat membelinya. Karena terdapat beberapa prosedur yang harus saya lakukan terlebih dahulu. Saya harus membuat surat resmi yang ditujukan kepada instansi tersebut. Kemudian saya bergegas dengan semangat yang membara untuk kembali ke kampus dan meminta bagian tata usaha prodi untuk membuat surat itu. Dalam waktu singkat surat sudah dibuat, akan tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menanti tanda tangan. Hal tersebut membuat saya harus menanti berhari-hari sampai pada akhirnya semangat saya sudah mulai menurun. Heuuuuhhh.
Ketika surat sudah ditangan saya datang kembali ke perguruan tinggi tersebut untuk menyerahkan surat permohonan pembelian bahan. Saya menyerahkan surat tersebut kepada seorang bapa berkumis yang tentunya sudah tidak muda lagi. Ketika itu saya sangat optimis beliau akan langsung menyetujui permohonan tersebut. Tetapi ternyata, entah kenapa beliau malah sangat sensitive dan mempermasalahkan kata2 “permohonan pembelian” yang tercantum dalam surat itu. Beliau meminta saya untuk mengganti kata2 tersebut menjadi “permohonan bantuan”. Memang terlihat aneh sih kayak korban bencana alam saja permohonan bantuan, tapi ya it’s okelah kalo begitu. Saya kembali masih dengan tangan kosong dan seperti sebelumnya saya bergegas untuk memperbaiki surat tersebut.
Seperti biasa saya harus menanti surat itu sampai beberapa hari, namun kali ini mungkin sial sedang menimpa saya karena surat itu sempet hilang sehingga waktu untuk menanti yang diperlukan menjadi semakin panjaaaaaanggg kayak Gerry saut coklat,hehe.
Surat sudah selesai dibuat, berbeda dengan sebelumnya kali ini saya meminta sendiri tanda tangan dari ketua prodi saya yang sudah sangat senior. Beliau menyarankan kepada saya untuk mencari lagi 2,4-dinitrofenilhidrazin di toko Alkin yang berada di jalan Pasteur no.10. Kemudian saya langsung bergegas menuju toko tersebut. Sesampainya disana, saya heran kenapa orang2 yang sedang nongkrong di depan gerbang utama serentak memandang saya dengan penuh seksama, waktu itu saya pikir yaa mungkin itu karena penampilan saya yang mengagumkan pada hari itu,haha. Dengan penuh percaya diri saya masuk ke dalam dan menghampiri seorang laki2 paruh baya yang sedang sibuk membersihkan lantai. Dengan lantang saya berteriak “Permissiiii bapa, saya mau beli bahan2 kimia”, kemudian laki2 tersebut dengan mimik muka yang menahan ketawa menjawab “Maaf mba disini itu Gereja bukan toko bahan kimia”Glubrrrrrraaaaak seketika muka saya langsung merah kayak kepiting rebus. Sekarang saya tau kenapa tadi pandangan orang2 tertuju padaku, mereka sepertinya bingung kok ada gadis mungil BERJILBAB yang masuk Gereja…Oouw. Ternyata toko alkin yang menurut informasi berada di jalan Pasteur No.10, ia sebenarnya berada pada No.15 tepat berlokasi di depan Gereja. Dengan semangat 45 saya bergegas menyebrangi jalan dan memasuki toko Alkin, sesampainya disana saya langsung diberi satu buku yang over weight untuk mencari sendiri bahan yang ingin saya beli. Bahagia rasanya ketika saya menemukan nama bahan 2,4-dinitrofenilhidrazin. Penjaga Toko kemudian langsung melihat data stock bahan yang ingin saya pesan. Setelah pencarian, dengan intonasi yang cepat, padat, dan jelas mengatakan “Bahan tidak ada di Indonesia, kalo mau harus indens dan tunggu 3 bulan”. Lemas rasanya ngedengernya, tapi ya sudahlah (seperti lagunya Bondan feat feed2black) aku harus tetap semangat.
Pada hari yang sama saya langsung bergegas menyerahkan surat yang sebelumnya masih salah. Kali ini saya bener2 merasa deg2an sebab saya merasa ini ujung harapan untuk mendapatkan bahan 2,4-dinitrofenilhidrazin. Di perjalanan saya selalu berpikir bagaimana cara2 untuk mendapatkan bahan tersebut, sudah banyak rencana yang ada dalam pikiran saya. Dengan menggunakan motor bersama rekan seperjuangan kita sampai di tempat tujuan. Sesampainya di depan tempat parkir saya merasa sangat kehausan, kemudian saya turun dan membeli minuman, sementara teman saya menuju ke dalam tempat parkir mencari lahan kosong untuk memarkirkan motornya. Setelah membeli minuman, dengan penuh percaya diri saya masuk ke dalam tempat parkir untuk menyusul teman saya, sebelum masuk saya harus melewati palang besi yang akan terbuka ketika ada kendaraan yang masuk. Ketika ada kendaraan yang hendak lewat saya mengikuti dari belakang untuk melewati palang tersebut. Sialnya ketika saya lewat tiba2 GLUBRAAAAAKKKK palang besi itu mengenai kepala dan menghasilkan bunyi yang luar biasa kenceng, untungnya pada saat itu aku masih mengenakan Helmet, selameet deh…Kepalaku emang gak sakit tapi malunya bukan main, hampir semua mata orang tertuju padaku dan dengan senangnya mereka mentertawakankanku, Huuuuufffffttt, kemudian ada seorang satpam yang menghampiriku “Neng ati2 yah” sambil senyum2 ngece,UUUuuuuugrrr menambah kebeteanku. Dengan penuh percaya diri dan seolah-olah tidak pernah ada kejadian kepentung palang, saya berjalan menuju ke dalam dan menemui seorang bapa2 kepala bagian tata usaha. Dengan raut muka yang memelas saya bener2 memohon agar kepala bagian tersebut dapat membantu saya untuk mendapatkan 2,4-dinitrofenilhidrazin yang saya dambakan. Namun ketika itu raut bapa kepala bagian itu memberikan isyarat seperti hendak menolak surat permohonan bantuan yang saya buat, beliau meminta saya untuk membubuhkan nomor telpon yang bisa dihubungin kalo jawaban udah ada. Sepulang dari situ saya merasa H2C (harap2 cemas) mengingat raut muka si bapa yang kurang meyakinkan untuk memberikan izin. Keesokan harinya saya belum mendapatkan jawaban akan surat itu, kemudian saya mencoba untuk menanyakan namun belum juga ada balasan. Semakin besarlah H2C, hoho. Sampai siang hari belum juga ada balasan, kemudian sambil menunggu saya bergegas ambil wudhu dan shalat dzuhur. Tak lupa saya meminta tolong kepada ALLAH SWT untuk melancarkan penelitian saya. Selang lima menit setelah saya shalat tiba2 ada bunyi HP bordering…ting…tong…..ting…tong (bunyi Hp yang aneh)…setelah saya buka ternyata ada sebuah sms yang saya sangat nantikan, Si bapa kabag meminta saya untuk datang hari senin menemui kepala gudang farmasi dan menanyakan stock bahan yang saya minta, saya sangat merasa lega karena sebelumnya saya sudah pernah mengecek dan bahan tersebut tersedia,.. Hari senin pagi saya mendatangi gudang farmasi dan menemui mas2 penanggung jawab gudang, kemudian saya menunjukkan jawaban sms dari si bapa kabag, namun karena kehati-hatian dari mas penanggung jawab untuk menyerahkan bahan, saya diminta untuk mengkonfirmasi kembali ke bapa kabag. Saya langsung berlari untuk menemui si bapa kabag. Dari kejauhan ketika saya melihat beliau keluar dari ruangan, tak seperti biasanya beliau melontarkan senyum yang sangat lepas dan langsung menanyakan “Gimana ada nggak bahannya” kemudian saya menjawab “Alhamdulillah ada pa”, dan bapa itu langsung menarik nafas lega dan mengatakan “Baguslah kalo begitu, semoga sukses yah” sambil membubuhkan tanda tangan untuk menegasakan jawaban dari surat.,ketika itu saya sangat merasa senang karena si bapa yang biasanya ,membuat saya H2C ternyata peduli juga dengan aku,hehe. Kemudian saya mendatangi kembali gudang farmasi, dan menyerahkan selembar kertas yang telah di tanda tangani. Si mas penanggung jawab gudang lemudian memastikan kembali ke kepala gudang di situ untuk mempertegas kelegalan surat yang saya buat dan saya harus menunggu dalam waktu yang cukup lama. “wah penanggung jawab gudang itu sangatlah luar biasa berhati2”pikir saya. Setelah kurang lebih 30 menit, mas penanggung jawab keluar dan langsung menimbang bahan yang saya minta dan menyerahkannya kepada saya bahan yang dibungkus sebuah plastik. Kemudian saya menanyakan berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk membeli bahan itu, danm mas pj menjawab tidak perlu bahan itu “FREEE” padahal saya tau kalo bahan itu cukup mahal, waaah saya bener2 lega dan sangat mengucapkan terimakasih dan gak tau harus bagaimana cara yang paling baik untuk menungkapkan rasa terimakasihku. Si mas pj mengatakan “neng kalo mau berterimaksih, berterimakasihlah pada bapa kabag yang telah mengusahakannya”. Dari situ saya sadar ternyata sulit juga yah untuk menebak raut muka seseorangm si bapa yang dulunya saya pikir sangat acuh dan sedikit aneh2 karena meminta saya mengganti surat ternyata adalah seorang yang mempunyai empati tinggi dan baik hati. THANK YOU FOR ALL……………………..
assalamualaikum mbak mau tanya ? dapat zat 2,4 dinitrofenilhidrazin itu dimana ya mbak,, saya juga butuh untuk penelitian soalnya menggunakan itu ?
BalasHapusassalamualaykum, mbak untuk pembelian zat tersebut kira kira dimana ya ?
BalasHapus